Posts

Showing posts from July, 2013

Orang NU: Orang Indonesia Yang Beragama Islam

“Apa yang dimaksud dengan orang NU?” pertanyaan tersebut muncul dari ketua MWCNU Patokbeusi, Subang, Kiai Thala`al Badar Karim dalam pengajian yang rutin dilaksanakan oleh Pesantren Al-Mukhtariyyah dan Pengurus Ranting NU Caracas, ahad (7/4) Para jamaah pun menjawab, namun bagi Pengasuh Pesantren Al-Karimiyyah ini jawaban-jawaban yang disampaikan jamaah benar, hanya saja kurang tepat. “Orang NU itu adalah orang Indonesia yang beragama Islam, maksudnya, apa yang ada di Indonesia itu menjadi miliknya, entah itu budaya, tradisi dan lain sebagainya, tetapi yang beragama Islam, makanya di NU ada tahlilan, nujuh bulanan, tahlilan, matang puluh dan lain sebagainya” paparnya Pengasuh Pesantren Al-Karimiyyah ini pun manambahkan bahwa Wali Songo itu bukan mengislamkan jawa, melainkan menjawakan Islam, karena dalam dakwah wali songo sangat kontekstual, bagaimana nilai-nilai Islam dapat masuk dalam tradisi jawa. “Indonesia seperti rumah kita, sejelek apapun rumah kita, ya itu lah rumah kita,

Wakil Rakyat VS Wakil Partai

Wakil rakyat kumpulan orang hebat, Bukan kumpulan teman teman dekat, itulah penggalan lagu yang diciptakan oleh Iwan Fals mengenai harapannya kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan tentu saja kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) juga. Wakil rakyat adalah sebutan lain untuk Anggota DPR atau DPRD yang dipilih oleh konstituennya, adanya perangkat DPR dan DPRD ini selain untuk membuat aturan-aturan bagi masyarakat juga untuk menjadi “penyambung lidah” masyarakat, artinya keinginan dan harapan masyarakat terhadap negara bisa disalurkan kepada Anggota DPR atau DPRD. Untuk menjadi wakil rakyat, tentu ada aturannya tersendiri, diantaranya adalah harus melalui lembaga resmi yang bernama partai politik, melalui partai politik ini masyarakat diminta menunjuk orang yang dianggap layak menjadi wakilnya di DPR dan DPRD. Pertanyaan selanjutnya, orang yang disodorkan kepada masyarakat untuk kemudian dipilih tersebut apakah pilihan partai politik atau memang pilihan rakyat? Jawabannya tentu

Menyeimbangkan kebutuhan manusia

Sebagaimana diketahui bahwa Allah Swt. menciptakan manusia paling tidak dengan dua unsur yang ada di dalamnya, yakni jiwa dan raga, jiwa bisa dianggap sebagai indra yang dapat bersentuhan dengan hal-hal yang bersifat immateri, seperti perasaan, keinginan, kepuasan dan lain sebagainya, sementara raga dapat juga disebut dengan panca indra yang dapat bersentuhan dengan sesuatu yang bersifat materi. Keberlangsungan hidup kedua unsur manusia tersebut tentu saja akan dapat bertahan di dunia ini jika keduanya mendapatkan asupan kebutuhan, dalam konteks ini disederhanakan dalam bentuk makanan dan minuman. Untuk kebutuhan jasad, tentu saja sebagaimana umumnya manusia melakukannya sehari-hari, yakni makan dan minum. Sementara untuk kebutuhan jiwa, belum tentu semua manusia melakukannya, sebab kebutuhan jiwa bersifat abstrak sehingga tidak jarang terjadi  “kelaparan dan kehausan” yang melanda jiwa manusia. Agar jiwa terhindar dari “rasa lapar”, Allah Swt telah menyediakan “makanan”-Nya, sebagai

Mengkampanyekan Rekomendasi NU

Hari Minggu (24/2/2013) Masyarakat Jawa Barat tengah melaksanakan pesta demokrasi untuk menentukan pemimpin Jawa Barat 5 tahun ke depan, namun masyarakat Jawa Barat, khususnya di Kabupaten Subang sepertinya acuh tak acuh dengan pesta demokrasi tersebut, hal ini terlihat dari sepinya Tempat Pemungutan Suara (TPS), sebagaimana laporan yang diterima NU Online per telepon dari beberapa titik yang ada di Kabupaten Subang, diantaranya dari Kecamatan Subang, Patokbeusi, Kalijati, Cijambe, Pagaden, Purwadadi, Cipeundeuy dan Pamanukan. Berbeda dengan Pemilihan Kepala Desa (Pilkades), saat Pilkades cuaca politik menghangat, karena dalam Pilkades sense of belong dalam diri masyarakat ada, sehingga dalam TPS pun harus berdesak-desakan, namun dalam Pemilihan Gubernureperti saat ini s sense of belong tersebut sepetinya tidak ada. Menurut salah satu sumber yang tidak mau disebutkan namanya, sepinya minat masyarakat terhadap pemilihan Gubernur – Wakil Gubernur Jawa Barat tersebut bisa jadi karena pe

Tiga Kekurangan

Image
Di hari kedua sidang MPR pada bulan Agustus 2000, seharian penuh telinga Gus Dur mungkin cukup “panas” karena harus mendengarkan tanggapan yang berisi kemarahan dari sebelas fraksi di MPR. Menurut Greg Barton, dari semua tanggapan itu yang paling sulit ditahannya adalah pidato tanggapan terakhir, yakni dari fraksi Reformasi yang terdiri dari koalisi Beberapa partai Islam, karena dalam tanggapan tersebut Gus Dur dicerca dengan menggunakan dalil. Greg Barton yang saat itu sedang melakukan penelitian tentang Gus Dur mencoba menemui Gus Dur di kamar Hotel Hilton, Greg pun berusaha menghibur Gus Dur agar tidak larut dalam masalahnya. “Anda tahu selama tiga jam saya berusaha keras untuk menahan amarah, tapi benar-benar sulit  bagi saya menahan kegeraman itu selama pidato yang terakhir” Gus Dur memulai pembicaraan “Menurut saya, pidato tanggapan dari fraksi reformasi terdapat tiga kekurangan” Ujar Greg menanggapi. “Apa aja tuh?” Tanya Gus Dur penasaran “Kurang rasional, kurang ilmiah da

Calon Bupati dan Peserta Ujian

Beberapa bulan lagi masyarakat Subang akan merayakan pesta demokrasi yang terbungkus dalam proses Pemilihan Kepala daerah atau pemilihan Bupati, puluhan, ratusan, bahkan mungkin ribuan spanduk, baligho mulai marak memenuhi jalan, pasar dan beberapa tempat strategis lainnya, tujuannya tentu saja ingin dikenal oleh masyarakat Subang, atau mungkin empunya spanduk dan baligho tadi sedang “berjualan” agar ada partai politik yang “membelinya”. Hampir di waktu yang bersamaan, siswa Kelas 6 MI/SD, kelas 3 MTs/SMP dan MA/SMA/SMK  telah, sedang dan akan mengikuti Ujian Nasional, lupakan saja dulu soal keterlambatan distribusi soal UN. Tentu saja, kita pun pernah mengikuti Ujian yang sama, walau mungkin dengan regulasi yang berbeda. Dalam menghadapi Ujian, mayoritas siswa, (mungkin kita juga sama, tapi sepertinya tak perlu diungkapkan di sini) strategi yang digunakan adalah SKS (Sistem kebut Semalam) dampak yang diharapkan dengan strategi tersebut tentu saja ingatan yang kuat pada materi pelajar

Haul Pendiri dan Tokoh NU Subang akan digelar

KH. Syamsudin Bin Sulaiman dikenal sebagai salah seorang tokoh pendiri NU Subang, hal ini berdasarkan pengakuan para pelaku sejarah dan dikuatkan dengan adanya SK kepengurusan MWCNU pertama di Kabupaten Subang, MWCNU Pabuaran. Mama Syamsudin, begitu biasa disapa, bersama rekan-rekan seperjuangannya aktif di MWCNU Pabuaran yang pada saat itu berada di bawah naungan PCNU Purwakarta. Mama Syamsudin meninggal pada tahun 1977, meninggalkan beberapa lembaga pendidikan seperti Pesantren Al-Huda dan Al-Karimiyyah serta MI, MTs dan MA Al-Huda, lembaga yang berlokasi di Dusun Pungangan, Desa Rancabango, Kecamatan Patokbeusi, Subang, Jawa Barat tersebut telah meluluskan ribuan alumni. Kepemimpinan Mama Syamsudin kemudian dilanjutkan oleh menantunya, KH. Abdul Karim Ali, beliau pernah menjadi pengurus di MWCNU Pabuaran dan PCNU Subang, meninggal tahun 1993. Tiap tahun, para dzuriyyah Mama Syamsudin beserta tokoh masyarakat rutin mengadakan peringatan haul almarhum dan almarhumin tokoh dan masya