Mayjen H. Moh. Anwar, Asli Putera Caracas (Part 1)

Malam itu, Selasa (2/2/2016), sekira pukul 21.00-an WIB (Waktu Iraha Bae... :D ), aku disamper H. Aep Robayat untuk maen ke rumahnya H. Baban. Kepada Haji pertama aku biasa memanggilnya Kaji Ngaep.
Kaji Ngaep memang pernah ke Mekkah, bersama istrinya dia pernah melaksanakan ibadah umroh disana, disebut Haji karena memang umroh kan Haji Kecil.
Sementara kepada Haji kedua, aku memanggilnya Kaji Beben, dia belum pernah ke Mekkah, namun aku yakin cepat atau lambat dia akan ke Mekkah, entah Umroh, syukur-syukur Haji.

Aku manggil Kaji Beben berawal dari nama akun Pesbuk miliknya yang diberi nama Haji Muhidin Baban, nama asli dia sebenarnya adalah Baban Sobandi, diberi nama Haji Muhidin mungkin karena terinspirasi sama salah satu tokoh nyeleneh dalam film Tukang Bubur Naik Haji.
Di rumah Kaji Beben, kami ngopi sambil ngobrol kesana kemari, mulai dari ngobrolin yang serius, seperti perkembangan lembaga pendidikan yang ada di desa kami, sampai obrolan yang ringan, seperti ngobrolin grup watsap kami.
Grup medsos tersebut tak pernah memiliki nama yang paten, setiap hari bahkan setiap waktu nama subjek grupnya selalu diganti oleh anggotanya yang kebetulan gak ada kegiatan, bahkan tidak jarang kami melakukan ceting dalam judul subjek, bukan dalam kolom ceting sebagaimana umumnya.
Kami ngobrol di bale Kaji Beben yang ada di depan rumahnya, kebetulan bale itu belum lama ini baru diresmikan. Selain aku, Kaji Beben dan Kaji Ngaep, ada juga Pak Ayi, kakak keduaku yang udah duluan datang di rumah Kaji Beben untuk urusan tertentu.
Gak lama kemudian, datang lagi orang, entah siapa namanya, namun orang-orang biasa manggil dia dengan sebutan Ujang, dalam obrolan saat itu dia cerita soal bisnis bebeknya di daerah Cilamaya, bebeknya udah puluhan rebu.
Kami lagi ngobrol, muncul orang lagi, Isak nama pendeknya, gak tau nama panjangnya, bisa jadi Isak Newton, si penemu gaya gravitasi itu. Dia salah satu Ketua RW di desa kami, dia pun sama, punya gelar haji, karena rakyatnya biasa manggil Haji Isak, padahal dia belum ke Mekkah, aku gak tau asal muasal gelar Haji dia ini, tapi aku ya ikutan aja manggil dia Kaji Isak.
Waktu semakin malam, Pak Ayi, Ujang dan Kaji Isak pulang gak beraturan waktu. Tinggal kami bertiga. Ngobrol kesana kemari, namun ada obrolan yang cukup membuatku kaget, ternyata Kaji Beben punya paman yang pernah jadi Pejabat Militer berpangkat Mayjen (Mayor Jenderal), namanya Mohammad Anwar, terakhir memegang Jabatan sebagai Komandan Korps Marinir TNI Angkatan Laut periode 1971-1977.
(Bersambung)
Untuk melanjutkan Klik <a href="http://al-fikar.blogspot.com/2016/02/mayjen-h-moh-anwar-asli-putera-caracas_4.html"> DISINI </a>

Comments

Popular posts from this blog

Tasawuf dan Tarekat di Nusantara