Nabi Ibrahim a.s dan Hegemoni Filsafat Yunani Kuno
Jika
dipersonifikasi, Disiplin Ilmu Filsafat Bisa berkembang ke penjuru
dunia atas jasa Iskandar Dzulqarnain atau Alexander The Greats, murid
kesayangan Aristoteles yang kemudian menjadi seorang raja yang mempunyai
wilayah kekuasan sangat luas, pada saat Alexander melakukan ekspansi
besar-besaran, pada saat itu pula ia menyebarkan ajaran-ajaran dari
gurunya ketika ia di Yunani biasanya penyebaran ini dinamakan dengan
istilah hellenisme, syahdan, filsafat kemudian berkembang dan Yunani-lah yang dikenal sebagai peletak dasar filsafat.
Hampir
setiap ilmuwan atau Filsuf memiliki pandangan tersendiri dalam
mendenisikan filsafat, saking banyaknya definisi membuat Muhammad Hatta
menganjurkan untuk terlebih dahulu mempelajari filsafat setelah itu baru
mendenisikan sendiri tentang filsafat, namun demikian mayoritas filsuf
sepakat bahwa filsafat berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata Philo yang artinya cinta dan Shopia
yaitu kebijaksanaan, jadi secara etimologis filsafat bisa didefinisikan
sebagai “mencintai kebijaksanaan”. Filsafat sering diidentikan dengan
ritual atau kegiatan berpikir yang sangat radikal, kegiatan tersebut
dilakukan demi mendapatkan sebuah kebijaksanaan, ini menjadi pertanyaan
ketika sosok seorang Ibrahim alaihi al-salam disingkirkan dari
daftar nama filsuf pra Socrates karena sebelum kemunculan filsuf pra
Socrates seperti Thales, Anaximander, Heralictus dan filsuf-filsuf
lainnya seorang Ibrahim telah lahir dan melakukan ritual berpikir yang
radikal, Ibrahim melakukan ini sebagai bentuk reaksi dari beberapa
fenomena yang muncul dari kegiatan masyarakat pada waktu itu yang
dianggapnya janggal dan tidak rasional. Dalam melakukan filsafatnya,
hanya satu yang menjadi tujuan Ibrahim yakni mengetahui sosok yang
agung dan layak disembah, yakni Tuhan. Ketika Ibrahim menyaksikan
kedigdayaan matahari yang bisa menyemburkan cahayanya yang sangat
dahsyat, ia meyakini bahwa yang patut disembah adalah matahari karena ia
memiliki kekuatan cahaya yang tiada bandingannya, tetapi beberapa jam
kemudian Ibrahim kecewa karena ternyata kehebatan cahaya yang diberikan
matahari pada akhirnya melemah dan kemudian menghilang, rupanya Ibrahim
tidak menyerah begitu saja karena sesaat kemudian ketika ia menyaksikan
keperkasaan rembulan diantara deretan bintang-gemintang ia kembali
mmpercayai bahwa rembulan layak untuk disembah, tetapi lagi-lagi ia
dikecewakan ketika ternyata kekuatan rembulan yang disembahnya tersebut
hanya mampu bertahan beberapa jam saja, sampai pada akhirnya ia
menyimpulkan bahwa yang patut disembah adalah pencipta dari matahari dan
rembulan tersebut, yakni Allah Swt. Apa yang telah dilakukan oleh
Ibrahim dan diabadikan dalam Alquran tersebut menunjukan bahwa ia layak
dinobatkan sebagai filsuf pra Socrates.
Nabi
Ibrahim memang tidak masuk dalam literatur filsafat pra Socrates,
secara spekulatif ini bisa disebabkan oleh beberapa alasan, pertama, Ibrahim
bukan penduduk Yunani, konon ia adalah penduduk Irak, sehingga sangat
wajar jika namanya tidak dimsukan dalam jajaran nama filsuf Yunani kuno.
Kedua, Ibrahim tidak meninggalkan jejak atau karya dalam bentuk
tulisan yang monumental, sehingga wajar jika ia dilupakan begitu saja
oleh para filsuf setelahnya. Ketiga, apa yang telah dilakukan
oleh Ibrahim hanya direkam di dalam Alquran, dan kita tahu bahwa Alquran
turun ketika filsafat Yunani telah berkembang.
Terlepas
dari itu semua yang jelas filsafat telah muncul sebelum Yunani
melahirkan sederetan nama panjang para Filsuf, hanya saja pada saat itu
belum dikemas secara sistematis, bukti dari kemunculan filsafat tersebut
adalah ritual atau kegiatan berpikir radikal yang dilakukan oleh Ibraim
dalam mencari Tuhannya, namun sayangnya rekaman tersebut baru muncul
ketika filsafat telah berkembang, sehingga nama Ibrahim tidak masuk
dalam kategori filsuf pra Socrates.
DAWAL TULISAN ANDA SUDAH SEMBRONO MENGUNGKAPKAN FIKIRAN ANDA. BAHWA ZULQORNAIN ITU BERBEDA DENGAN ALEXANDER THE GREAT. MASA HIDPNYA SAJA BERBEDA DAN KARAKTER KEPRIBADIANNYA BERBEDA. ZULQORNAIN ADALAH ORNG SHOIH Yng bertauhid sedangkan alexander the great ada;ah kafir dan tidak bersakhlak mulia tidak sholih suka mabuk mabukan dan homosex
ReplyDelete